Jumat, 11 Mei 2012

Okto Maniani Dimainkan, Timnas Imbang Lawan Persiba Bantul

Persiba Bantul menahan timnas Indonesia 1-1.


Persiba Bantul & Timnas Indonesia (GOAL.com/Reza Daffi)
Persiapan Indonesia menghadapi Turnamen Al-Nakbah di Palestina 13-25 Mei mendatang tidak pernah mulus. Sejak awal pemusatan latihan di Yogyakarta April lalu, seperti yang diperkirakan banyak pihak, permasalahan tidak pernah pergi.

Pemusatan latihan di tengah berjalannya kompetisi domestik membuat banyak pemain bolak-balik berganti kostum klub dan timnas. Klub-klub ISL menolak member izin para punggawa mereka yang dipanggil PSSI

, sehingga kali ini tidak akan ada nama-nama familiar macam Bambang Pamungkas dan Boaz Salossa. Sementara pelatih Nil Maizar meninggalkan anak-anak asuhnya di tengah latihan untuk bertolak ke Jerman, timnas harus menunggu lama kedatangan beberapa pemain.


Kemudian Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan pun muncul menyusul banyak pemain lain yang sudah bergabung. Kejutan juga terjadi ketika pemain ISL, seperti Titus Bonai dari Persipura dan, kabarnya, Okto Maniani dari Persiram, menunjukkan batang hidungnya. Masalah-masalah timnas seolah mulai memudar, ditunjukkan dengan dua uji coba melawan PPSM Magelang dan UNY yang dimenangi dengan skor 8-0 dan 6-0. Sudah siap? Belum tentu. Para pemain dua lawan sebelumnya berbeda kelas dengan prajurit timnas.

“Kami belum kompak,” komentar asisten pelatih timnas Fabio Olivera walaupun berhasil menang besar.

Maka, pertandingan melawan Persiba Bantul di Sultan Agung, Jumat (11/5) ini bisa menjadi ujian yang lebih sulit, meski tim tuan rumah lebih banyak memainkan pemain cadangan. Persiba Bantul saat ini menghuni papan atas IPL, menduduki peringkat keempat, dan baru saja mengukir rekor tiga kemenangan beruntun di liga dan Piala Indonesia. Bantul tidak sekuat biasanya, tentu saja, mengingat empat pemain kunci mereka datang sebagai lawan yang berseragam garuda.

Timnas mendapat lawan sepadan ketika melawan Persiba, meski Laskar Sultan Agung menurunkan pemain lapis kedua. Timnas tidak bisa dikatakan mendominasi, bahkan umpan-umpan mereka sering tidak berhasil menemui sasaran. Permainan di tengah lapangan belum mengalir sebagaimana biasanya tampak pada tim yang sudah padu. Serangan timnas yang mengancam gawang Agus Marwanto disusun lebih lewat sayap baik dari kiri dan terutama kanan, melalui bek sayap Nopendi dan striker M. Rahmat. Dua kali Nopendi melakukan tembakan jarak jauh berbahaya, sementara kecepatan M. Rahmat terus membuka peluang bagi Josua Pahabol dan M. Noor Iskandar.

Tanpa Busari dan Slamet Nurcahyo—nama terakhir ini membela timnas—arus serangan sangat bertumpu pada Ezequiel Gonzales dan tidak semengalir biasanya. Beruntung penyerang muda Riyanto tampil cukup mengesankan kali ini. Berkali-kali tusukannya mengancam gawang Jandia. Untuk 41 menit pertama kedua tim bermain imbang, sampai ketika M. Noor Iskandar berhasil menceploskan bola dengan mudah setelah tembakan M. Rahmat berhasil ditepis Agus Marwanto. Babak pertama berakhir dengan keunggulan timnas.

Markus Harison, Kim Kurniwan, Irfan Bachdim, dan Slamet Nurcahyo masuk ketika pertandingan kembali dimulai. Sementara di kubu Persiba, Sajuri Syahid memainkan Busari, salah satu pemain yang biasa menjadi motor serangan Persiba. Menurunkan pemain bernomor tujuh itu terbukti adalah keputusan tepat setelah ia lagi-lagi membuktikan kevitalannya bagi tim tuan rumah. Sebuah umpat tarik dari sisi kanan ia kontrol dengan baik sedikit di dalam kotak penalti Markus dan dengan cepat ia lesatkan ke pojok kanan gawang pada menit ke-66. Gol cantik ini membuat penonton bergemuruh.

Dan penonton sekali lagi bergemuruh ketika Okto Maniani dimasukkan di pertengahan paruh kedua. Bersama Irfan, Okto memberi kecepatan dan energi lebih di depan. Namun, timnas kehilangan kekuatan M. Rahmat yang telah keluar. Skor 1-1 bertahan sampai pertandingan usai. Okto bermain bagus, tetapi timnas, seperti yang dikatakan Fabio Olivera, terlihat belum kompak benar. (gk-46)

0 komentar:

Posting Komentar